Rabu, 02 Oktober 2013

Bike Sharing Program


Posting: 29 May 2013
Habe Arifin Sekretaris Dewan Pembina IGI

Aula SMPN 7 Bandung siang tadi seperti kapal pecah. Puluhan sepeda jengki berserakan. Bannya copot, stangnya tergeletak di lantai, joknya lepas, dan ah...sepeda yang masih gress ini seperti baru saja dicopoti.

Benar saja. Sekitar tiga puluh siswa - siswi sibuk mencopot dan memasang kembali sepeda-sepeda ini. "Kami sedang mengadakan workshop Pak Habe," kata Ismail, salah satu instruktur.

Workshop sepeda. Kedengarannya aneh. Tapi, dengarkan apa kata Avila. "Kami ingin menjadikan SMPN 7 Bandung sebagai sekolah ecotransport," katanya.

Siapa Avila? Avila murid kelas 8. Selama ini ia memang suka bersepeda ke sekolah. "Touring terjauh sudah sampai Tegal Jawa Tengah," tuturnya.

SMPN 7 Bandung merupakan salah satu peserta program Sekolah Sobat Bumi. Program besutan Pertamina Foundation ini ingin mendorong setiap sekolah menjadi sekolah ecotransport. Inisiasinya bisa dimulai dari membuat peraturan di sekolah, agar anak-anak ramah lingkungan ketika pergi dan pulang sekolah.

Siswa yang jarak rumahnya dekat sekolah, jalan kaki tentu lebih sehat. Tak perlu pakai motor atau mobil. Sehat dan hemat. Yang agak jauh, pakai saja sepeda. Yang cukup jauh, pakailah moda transportasi massal.

Inisiasi yang sifatnya regulatif bisa dimulai dari sekolah. Misalnya melarang kendaraan roda dua memasuki pekarangan sekolah dalam kondisi mesin hidup. Siswa yang belum memenuhi syarat menaiki kendaraan bermotor seperti kepemilikan SIM juga tak boleh membawa motor ke sekolah. Menciptakan zona aman sekolah dengan mengecat jalan di depan sekolah agar pemakai kalan raya berhati-hati. Contoh lain masih banyak.

Namun, SMPN 7 sedang mempraktikkan program bike library melalui kegiatan bike sharing programme. Seperti lazimnya perpustakaan, isinya buku-buku dan setiap siswa bisa pinjam buku kapan saja. Bike library pun sama. Perpustakaan sepeda ini juga menyediakan sepeda dan siswa bebas meminjamnya untuk dibawa pulang.

Jika membaca perlu belajar, maka bersepeda juga perlu berlatih. Workshop ecotransport dimaksudkan untuk memberi bekal siswa tentang berkendara di jalan agar tetap sehat dan selamat. Materinya menjaga kesehatan dan keselamatan di jalan pun menjadi topik utama. Setelah itu barulah pelajaran merakit sepeda sebagai bekal pemeliharaan sepeda agar tetap fit digoes ke mana pun suka.

Usai mengenal anatomi sepeda, mereka diarahkan membentuk komunitas sepeda. Tak sampai memakan waktu satu jam, SMPN 7 Bandung telah memiliki Klub Sepeda Sobat Bumi: BIKE SEVEN!!

Organisasi ekstra kurikuler ini didirikan oleh 30 siswa peserta workshop. Kelak ketika mereka besar, mereka telah mewariskan organisasi ini di SMPN 7 Bandung. Nama Klub SSB Bike Seven diusulkan oleh Adri dan disepakati melalui voting.

Setelah organisasi terbentuk, saatnya menentukan pengurus. Anak-anak ini sangat antusias. Mereka seolah memerankan diri seperti Presiden Soekarno yang mendeklarasikan Indonesia sebagai negara merdeka selama kurang sari 15 detik.

Kurang dari 15 menit, susunan pengurus inti sudah terpilih. Avila dipilih secara demokratis melalui pemilihan langsung sebagai ketua KSSB Bike Seven. Avila bersaing ketat dengan calon ketua lainnya seperti Ilham dan Adri. Akhirnya, Ilham dipilih sebagai sekretaris, Adri menjadi wakil ketua, dan Ajeng, cewek pendiam tapi cool abisss, didaulat sebagai bendahara.

Beres memilih pengurus, saatnya menyusun program. Mereka berjanji akan segera rapat dan menentukan program kegiatan. Kami menantang mereka agar program bisa dilaksanakan tanpa meminta satu senpun anggaran dari sekolah. Avila dan pengurus inti masih bingung.

Inspirasinya dari teori dalam pelajaran fisika. Untuk memindahkan batu besar, fisika mengajarkan kita untuk memakai pengungkit. Usahanya kecil tetapi hasilnya besar. Semoga tantangan ini bisa berhasil dilalui.

Workshop ditutup dengan foto bersama dengan yel-yel baru. Bike Seven: Yesss!! Kami tos ramai-ramai. Merekalah yang kini bermimpi bisa mewariskan sebuah komunitas ecotransport di sekolah, persisnya di SMPN7 atau menginspirasi semua sekolah di Bandung.

Sore cukup cerah setelah hujan turun dan dingin menyergap Bandung ketika saya menggenjot sepeda menyusuri Bandung. Dari Jakarta, saya beruntung diturunkan di tepi jalan oleh Daytrans, travel, dekat Bandung Emerging Creative City. Di situ ada stasiun sepeda. Namanya: Bike Sharing. Tak berpikir lama, saya meninggalkan KTP dan sebuah sepeda sudah berpindah ke tangan.

Dengan memanggul tas di belakang, saya menyusuri Dago menuju SMPN7. Bandung tidak panas. Untuk bersepeda di jalan raya yang tak begitu padat seperti Jakarta, Bandung memang is the best.

Berangkat naik sepeda, pulang naik sepeda. Enak juga rasanya. Semilir angin, dingin, dan bisa naik trotoar, menuntun sepeda, mencari jalan kecil, berbelok dengan mudah dan aha!! SMPN 7 nggak terlalu jauh dari Gedung Sate.

Saatnya mengambil KTP dan membayar rental bike sharing ini 12 ribu. Satu jam 3 ribu, 4 jam 12 ribu. Saya ambil selembar uang warna biru dan kuserahkan ke petugas. Sisa kembalian saya sorongkan kepada petugas kembali sebagai tips.

Di Bandung, Bike Sharing Programe didedikasikan oleh Bike Bandung. Ada tak kurang 15 titik stasiun sepeda tapi yang berfungsi normal baru 5.

Bravo Bandung, Bravo Klub Sepeda Sobat Bumi Bike Seven SMPN 7 Bandung...!! Bravo SUS!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar